Launching dan Rapat Koordinasi Nasional Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Jakarta, 26 Agustus 2024 – Penguatan sistem ketahanan kesehatan, gerakan hidup sehat di masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, perbaikan gizi masyarakat, dan kesehatan gizi dan anak menjadi target strategi nasional di bidang kesehatan. Laboratorium kesehatan masyarakat memegang peranan penting dalam transformasi layanan primer dan sistem ketahanan kesehatan. Laboratorium kesehatan masyarakat memilki tugas dalam upaya kesehatan masyarakat berbasis laboratorium, meliputi deteksi dini, surveilans penyakit dan faktor risiko kesehatan serta respon terhadap KLB/wabah, peningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit serta peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Pada tanggal 25 – 28 Agustus 2024, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat melaksanakan launching dan rapat koordinasi nasional laboratorium kesehatan masyarakat yang dihadiri 725 peserta. Peserta berasal dari instansi pusat, laboratorium nasional dan regional, dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota, labkesda provinsi dan kabupaten/kota. Kegiatan dilaksanakan dengan tujuan rebranding Labkesmas dalam mendukung transformasi sistem kesehatan indonesia, penguatan jejaring dalam penyelenggaraan labkesmas mendukung pengendalian penyakit dan faktor risiko kesehatan, tersosialisasinya logistik dan BMHP dalam penyelenggaraan labkesmas sesuai standar, kebijakan terkait penyelenggaraan labkesmas di tingkat 2 – 5, manajemen mutu dalam penyelenggaraan labkesmas, manajemen pengampuan dalam penyelenggaraan labkesmas, upaya-upaya strategis dalam penyelenggaraan labkesmas.
Kegiatan dibuka langsung oleh Menteri Kesehatan RI, Ir. Budi Gunadi Sadikin, S.Si., CHFC., CLU., dalam arahannya, beliau menyampaikan “Untuk tetap sehat, ilmunya ada 2, (1) imunisasi dan (2) promosi dan preventif. Preventif untuk penyakit menular istilahnya surveilans dan untuk penyakit tidak menular istilahnya skrining. Jadi bagaimana kita bisa mengetahui sumber penyakitnya, faktor risikonya, dan menanganinya sejak dini, kalau bisa sebelum sakit. Oleh karena itu kita harus membangun fasilitas – fasilitas kesehatan untuk bisa melakukan deteksi dini, baik surveilans untuk penyakit menular maupun skrinning untuk penyakit tidak menular.” Lebih lanjut, beliau menyampaikan kedepan, diharapkan kemampuan surveilans dan skrinning akan terus meningkat serta pengelolaan data akan terdigitalisasi dalam satu sehat, Sebagai penutup, beliau menyampaikan “Make our people healthy, if you can detect early, you can treat early, you can recover early, and you don’t have to die to early”.
Acara dilanjutkan dengan materi dari beberapa narasumber, diantaranya dari Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal P2P, serta beberapa narasumber dari luar negeri seperti Dr. N Paranietharan (WHO) , Denise Giles, PhD (CDC), Dr. Sanjay Sarin (FIND), Dr. Frances Downes dan Reshma Kakkar (APHL). Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan upaya-upaya strategis dan rencana tindak lanjut penyelenggaraan Labkesmas sehingga penguatan dan penataan laboratorium kesehatan masyarakat yang efektif, efisien, terpadu dan berkesinambungan dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit serta peningkatan derajat kesehatan masyarakat dapat terwujud. (Dokumentasi foto:Humas Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI).