Berita

Agenda

Kontak

 
Logo

BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN LINGKUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN PRIMER DAN KOMUNITAS

6
Respon Kasus Hantavirus Di Wilayah Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur

Respon Kasus Hantavirus Di Wilayah Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur

Salatiga, 25 Juni 2025 - Respon kejadian kasus hantavirus dilaksanakan berdasarkan penemuan 1 (satu) sampel positif hantavirus hasil pemeriksaan laboratorium oleh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Lingkungan (BBLKL) Salatiga.  Sampel berasal dari salah satu rumah sakit yang merawat pasien dengan gejala mengarah leptospirosis. Pada perawatan hari ke-3 terjadi kerusakan pada liver dan ginjal sehingga pasien dirawat di ruang ICU. Diagnosis dokter mengarah pada penyakit leptospirosis sehingga sampel dikirim ke BBLKL Salatiga untuk konfirmasi. Hasil Pemeriksaan Laboratorium BBLKL Salatiga menunjukkan hasil negatif leptospirosis secara serologis (MAT) namun pada pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) hantavirus dinyatakan positif. 

Hasil penyelidikan epidemiologi (PE) diketahui bahwa tersangka kasus datang ke Kota Salatiga dari Kota Kupang pada tanggal 8 Mei 2025. Tanggal 14 Mei 2025 kasus mengalami gejala awal berupa tensi tinggi sampai 220 mmhg sehingga dibawa ke rumah sakit. Tiga hari pasca perawatan di rumah sakit, kasus merasakan sakit di seluruh tubuh, terutama bagian kaki. Penyelidikan epidemiogi lanjutan dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2025 dilakukan kunjungan ke tempat tinggal pasien oleh tim BBLKL, Dinas Kesehatan Kota Salatiga, dan Puskesmas Sidorejo Kidul. Hasil observasi dan wawancara menunjukkan bahwa secara klinis gejala pasien sesuai dengan probable leptospirosis. Hasil negatif leptospirosis dengan MAT memiliki kemungkinan negatif palsu, yang disebabkan di BBLKL Salatiga belum memiliki panel serovar yang sesuai.

Berdasarkan hasil laboratorium dan PE, maka dilakukan koordinasi untuk penanganan kasus. Masa inkubasi hantavirus antara 1 - 8 minggu, dan dari perjalanan penyakit disimpulkan penularan terjadi di kota asal pasien, yaitu dari Kelurahan Kolhua, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang. Koordinasi dengan Dinkes Provinsi Kupang, Loka Laboratorium Kesehatan Masyarakat (LLKM) Kupang dilakukan untuk pengambilan sampel sekaligus bimbingan teknis pengelolaan sampel leptospirosis dan hantavirus di LLKM Kupang.

Hantavirus dan Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis yang ditularkan oleh tikus ke manusia. Penularan Leptospirosis kepada manusia melalui urin tikus sedangkan penularan hantavirus melalui udara yang tercemar saliva, urin dan feses rodensia (tikus) yang terinfeksi, serta kontak langsung dengan hewan rodensia (tikus). Sehingga kegiatan difokuskan pada pengumpulan sampel rodent yaitu tikus dan lingkungan yang meliputi tanah dan air.

Kegiatan survei tikus dilakukan melalui kerjasama lintas sektor antara BBLKL, LLKM Kupang, Dinkes Provinsi Nusa Tenggara Timur, Dinkes Kota Kupang dan Puskesmas Sikumana. Setelah pelaksanaan pengambilan sampel di lapangan, dilanjutkan dengan on the job training (OJT) pengelolaan sampel termasuk pemeriksaan oleh BBLKL Salatiga. Materi OJT yang disampaikan antara lain:

  1. Handling tikus, identifikasi tikus, koleksi sampel pinjal, pembedahan dan pengambilan sampel darah, organ dalam berupa ginjal dan paru yang kemudian dibagi 2 untuk BBLKL Salatiga dan BBLKM Kupang
  2. Pemeriksaan Leptospira patogenik secara molekuler
  3. Pengambilan sampel lingkungan berupa air dan tanah bersama Puskesmas Sikumana
  4. Identifikasi ektoparasit jenis pinjal dan tungau.

Pelaksanaan penangkapan tikus dilakukan di 2 lokasi yaitu Perumahan BTN Kolhua Blok P, Q, N dan di pasar Naikoten (sebagai pembanding), selama 2 hari. Tikus tertangkap dari BTN Kolhua sebanyak 23 dan 1 ekor dari pasar Naikoten, dengan total 24 ekor. Spesies tikus hasil identifikasi adalah tikus rumah Rattus santalum (endemis NTT) dan 1 ekor tikus spesies Rattus norvegicus javanus (dari pasar). Spesimen yang diambil dari pembedahan tikus antara lain ginjal, paru dan serum yang kemudian dibagi antara BBLKL Salatiga dan LLKM Kupang.

Selain penangkapan tikus, dilakukan juga pengambilan sampel lingkungan di sekitar rumah kasus hantavirus, yaitu sampel tanah dan sampel air. Spesimen ektoparasit berupa pinjal dan mites dari tikus tertangkap akan dilanjutkan konfirmasi spesies di Salatiga. Pemeriksaan leptospira patogenik dilakukan di Laboratorium Biomolekuler dan Mikrobiologi Loka Labkesmas Waikabubak pada 14 sampel ginjal (kode T001 – T014) dengan metode qPCR. Hasil pemeriksaan menunjukkan semuanya negatif Leptospira patogenik. Seluruh sampel akan diperiksa leptospirosis dan hantavirus di Laboratorium Biomolekuler dan Genomik BBBLKL Salatiga.

Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset
WhatsApp